Senin, 26 Juli 2010

puisi majas

Aku hanya bisu dalam ragi
Serta tuli dalam puing toleransi
Aku percaya! Aku telah ternoda karat
Tapi untuk saat ini saja aku ingin membuka penat
Saat malam bersenandung menggeliat
Hijrah berlayar
Kembali terlantar
Masa lalu bersifat ukiran
Pondok bermajas harapan
Hanya angin yang membawaku kemari
Yang membawa dunia bertatanan harakiri
Aku terbangun
Terlepas dari anggun
Saat bermimpi tentang dahulu yang berbalut
karma dan sesalku pada sang literatur
Ini hari larut benar saat ku sapa angin
Tak apa, toh nantinya aku harus kembali berbaring
Kembali sibuk berkelana dengan angin hering
Berlari dengan hyena yang berwajah siput bertaring
Tapi untuk saat ini saja aku ingin bertanding dengan takdir
Yang hatinya telah diselimuti oleh angin semilir

senja bersemi menuju ufuk tanpa berubah.
hanya aku yang terkesima pada bintang di arah sebaliknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar